Mba Lina Istri Tetanggaku part 2

Welcome to asianbestlady.blogspot.com

    Kami tidak menyediakan artikel aneh, tetapi kami menyediakan galeri foto wanita, cerita dewasa, dan video panas. Disini semuanya gratis anda tidak perlu khawatir dengan iklan pop up yg muncul cukup anda close dan anda menikmati full disini.


Untuk update silahkan ikuti perkembangannya selalu.
Anda bisa untuk like fanpage facebook karena demi kemajuan blog ini
Jadi kami mohon untuk partisipasi anda like fanpage fb kami disini


We do not provide articles weird, but we present galleries photo women, adult stories, and a hot video. Here everything is free you do not have to worry about pop-up ads that appear you close and you enjoy the full here.
For updates.
You can like facebook fan page for the progress of this blog.
So we ask for your participation as our facebook fan page here

Tiga lagu kami habiskan dalam acara pesta pakaian dalam. Istriku tiba-tiba membuka BHnya dan dia menghampiri Bu Lina untuk membuka BHnya. Bu Lina mulanya agak menahan, tapi akhirnya dia turuti. Tetek Bu Lina yang lebih besar dari tetek istriku menempel erat ke dadaku. Pantatnya yang tebal aku remas-remas. Kami bercumbu berat dan posisi dance kami tidak lagi saling berhadapan tetapi aku memeluk Bu Lina dari belakang, sambil meremasi susunya yang montok banget.
Jari tanganku pelan-pelan juga sudah menyusup ke balik celana dalam Bu Lina dan mengerayangi jembut tebal dan celah basah. Bu Lina menyandarkan kepalanya ke bahuku.
Entah berapa lagu sudah dimainkan, bahkan tanpa lagu pun kami tetap berpelukan di tengah ruangan. Istriku tiba-tiba menghampiri bu Lina dan segera menarik turun celana dalam Bu Lina. Bu Lina Kaget, tapi dia tidak menolak. Celanaku giliran berikutnya dipelorotkan. Istriku sendiri sudah total naked.
“Ayo pak jangan malu-malu kata istriku ketika melihat Pak Bardi ragu mau mencopot celananya. Dia jadi jengah karena tinggal dia yang masih pakai celana, sehinga akhirnya dibuka juga.
Aku dan Bu Lina sudah makin dalam bercumbu. Kami kembali berpelukan berhadap-hadapan. Kebetulan tinggi Bu Lina tidak beda jauh dengan ku, sehingga kemaluan kami bisa langsung bertatap muka. Kujepitkan penisku di antara kedua paha Bu Lina, kami dance dalam keadaan penisku terjepit paha Bu Lina. Aku sudah makin terangsang, sehingga berusaha memasukkan penisku ke dalam vaginanya Awalnya agak susah, tetapi karena kegigihanku akhirnya ambles juga semuanya. Bu Lina melenguh. Tapi posisi dancenya jadi kurang nyaman karena aku terpaksa agak menekuk dengkulku.
Lama-lama dengkulku pegel, sehingga aku mengajak Bu Lina untuk berbaring di lantai karpet. Dia kutelentangkan, di karpetku yang agak tebal. Aku mengtur posisi misonaris dan dalam gerakan lambat aku menghunjam-hunjamkan penisku sedalam-dalamnya ke lubang kenikmatan Bu Lina. Bu Lina agresif sekali bergerak memutar pantatnya sampai aku susah mengikuti iramanya. Aku berusaha bertahan selama mungkin untuk mengalahkan Bu Lina. Hampir 15 menit aku genjot Bu Lina tapi dia masih belum ada tanda-tanda orgasme. Badanku mulai lelah, Kulihat istriku meremas-remas penis Pak Bardi tapi masih terlihat kuyu. Pak Bardi seperti memberi isyarat ke istriku agar bergabung bersamaku, sedang Pak Bardi duduk di sofa mengamati istrinya yang aku mainkan. Istriku duduk bersila disamping pertarungan kami.
Istriku memberi semangat agar Bu Lina berkonsentrasi.
Bu Lina memejamkan mata dan tak lama kemudian dia melenguh dan berusaha mendekapku erat sekali. Aku merasa vaginanya mulai berdenyut. Aku tidak memberi kesempatan dia menuntaskan orgasmenya, malah aku percepat dengan dengan gerakan kasar. Bu Lina melolong-lolong karena tidak sampai 5 menit kemudian dia menjerit, lalu menutup sendiri mulutnya setelah sadar ada orang yang memperhatikannya. Meski mulutnya ditutup tapi dia tetap menjerit di sekapan tangannya sendiri.
Tampaknya Bu Lina mencapai orgasme berkualitas tinggi. Aku padahal sudah hampir juga sih, tapi karena aku tahan jadi bisa agak lama.
Bu Lina terkulai lemas, tergeletak di karpet dengan badannya penuh keringat. Padahal ruangan ini awalnya dingin karena ada AC. Aku segera meraih istriku dan dia ku minta bermain diatasku. Terus terang kalau aku diatas, aku bisa jebol duluan. Istriku berputar-putar diatasku sampai dia mencapai orgasme aku juga bersamaan menyertainya.
Kami berbaring berjajar bertiga dengan aku ditengah. Kiri kananku memelukku.
Di sofa Pak Bardi hanya duduk memperhatikan kami Dia tersenyum. Mungkin batinnya bahagia karena akhirnya istrinya mendapat nafkah batin.
Pak Bardi mendekat dan menyalamiku. “ Terima kasih ya mas,” katanya.
Pak Bardi lalu menyarankan agar istrinya tetap tinggal malam ini bersama aku dan istriku, sementara dia pamit pulang.
Pak Bardi berkemas dan dia segera meninggalkan kami.
Istriku membimbing Bu Lina ke kamar mandi, dan aku juga ikutan. Kami membersihkan diri dengan mandi air hangat.
Setelah mengeringkan dengan handuk kami bertiga bertelanjang tidur bersama di ranjangku yang memang king size. Aku diapit oleh Bu Lina dan Istriku.
Istriku memulai babak baru. Dia bangkit dan mulai mengulumi penisku. Tak lama kemudian tangan Bu Bardi ditariknya dan diarahkan agar dia ikut mengulum penisku. Bu Bardi sudah tidak lagi merasa malu. Dia menghisap penisku dan tarikan yang kuat. Rasanya air main seperti ditarik keluar secara paksa. Pelan-pelan penisku mulai mengembang sampai ukuran setengah keras.
Bu Lina ku suruh berbaring dan kini giliranku mengoral memey nya. Dia mendesah-desah sambil meremas-remas susunya sendiri. Pertahanannya jebol karena dia segera mencapai orgasme.
Istriku kuminta menghidupkan lampu, sehingga kamar tidur jadi terang benderang. Bu Lina segera menarik selimut karena merasa malu. Istriku melarangnya sehingga akhirnya dia pasrah telentang telanjang.

Ku ajarkan bagaimana cara membuat Bu Lina mencapai orgasme sempurna tanpa oral dan tanpa hubungan badan. Aku memasukkan jari manis dan jari tengah ke dalam lubang vagina Bu Lina.. Setelah semua masuk terbenam lalu aku melakukan gerakan seperti mengangkat benda dengan berstumpu pada kedua jariku di lubang vagina Bu Lina. Dia mulanya heran, tapi lama-lama merasakan kenikmatan yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Bu Lina lalu mengerang-ngerang seperti orang kesurupan sehingga tidak sampai 5 menit dia sudah menjerit karena orgasmenya. Bu Lina berteriak ampun-ampun agar aku menghentikan rangsangannya, tapi setelah berhenti sebentar aku mulai lagi gerakan tadi, dia kembali mencapai orgasme dan berteriak nikmat, lalu memegangi tanganku agar aku menyudahinya. “ Lemes banget mas , tapi enak banget,” katanya.
Tidak lama kemudian dia jatuh tertidur pulas. Giliran berikutnya aku bermain dengan istriku. Istriku malah kelihatan bersemangat sekali. Aku tahu, meskipun dia sudah mengatakan rela, tapi ada juga rasa cemburunya melihat suaminya mesara dengan perempuan lain. Main dengan istri yang sedang diliputi rasa seperti itu, rasanya nikmat sekali, karena dia sangar bergairah.
Kami akhirnya tertidur lelap sampai jam 7 pagi. Ketika aku terjaga kulihat kedua wania disampingku masih tidur nyenyak. Aku mulai menciumi pipi Bu Lina lalu menyedoti susunya yang menggelembung. Akhirnya aku menggenjotnya meskipun Bu Lina belum siuman benar dari tidurnya, tapi vaginanya sudah cukup basah.
Penisku yang keras sempurna pada pagi hari terasa sesak berada di dalam vagina bu Lina. “ Mas rasanya kok penuh banget ya, enak mas, “kata Bu Lina. Mendengar suara berisik Istriku bangun, Dia menonton permainan kami sebentar lalu dengan tetap bertelanjang menuju kamar mandi. Dia tidak balik lagi, tetapi keluar kamar. Aku meneruskan misiku memuaskan bu Lina yang mendesis-desis seperti kepedasan.
“ Mas aku sebenarnya kebelet kencing, tapi udah keburu disodok duluan jadi rasanya bingung gitu mas, “ kata bu Lina.
Aku bangun lalu membimbing bu Lina ke kamar Mandi. Aku segera duduk di closet dan kuminta Bu Lina duduk dipangkuanku sambil menghunjamkan barangku ke dalam vaginanya. “ Lho kirain saya disuruh pipis, kok malah disodok lagi. “ protes Bu lina yang katanya sudah kebelet banget mau pipis.
Aku tidak menghiraukan, dan aku meminta Bu Lina untuk memutar-putarkan pinggulnya. “ Oh mas enak banget mas,” katanya.
Bu Lina jadi urung kebelet pipis, dia malah bersemangat menggenjotku. Aku ingin ganti posisi. Dan Bu Lina kuminta berbaring di lantai kamar mandi yang masih kering. Kedua kakinya kutekuk dan aku bersimpuh menggenjot dirinya sambil tanganku menekan dan memutar di clitorisnya. Bu Lina mencapai orgasme. Sessat kemudian kutarik penisku dan kini tanganku ku colokkan ke dalam vaginanya mencari titik g spotnya. Dengan gerakan halus aku raba bagian sensitif di dalam lubang vagina itu, sampai Bu Lina menggelinjang-gelinjang. Dia mulai mengerang keenakan dan tak lema kemudian seperti ada cairan kental yang muncrat pelan dari lubang kencingnya ketika itu dia orgasme dengan ejakulasi, tetapi kemudian air kencing yang terpancar dari lubang itu dengan semprotan yang keras sehingga mengenai mukaku. Aku hanya memejamkan mata dan tidak berusaha menghindar. Bu Lina bingung karena dia tidak bisa menghentikan semprotan air seninya. Sementara aku menahan posisinya agar tidak berubah. Sempurnalah dia mengencingiku sebanyak-banyaknya.
“ Eh mas sorry ya aku gak bisa tahan lagi, abis mas nahan aku sih jadi aku gak bisa ngalih,” katanya.
“Gak apa –apa bu, saya sudah tahu, makanya saya ajak ke kamar mandi.” kataku.
Istriku masuk bergabung dan kami mandi bertiga.
Selepas mandi Istriku melarang Bu Lina berpakaian. Kami akan melakukan nude breakfast. Bu Lina diminta menelpon suaminya untuk sarapan Bareng. Tak lama kemudian Pa Bardi mengetuk pintu, dia rupanya baru selesai jalan pagi, sehingga masih mengenakan sepatu dan celana pendek.
Dia kaget melihat kami bertiga telanjang. Aku mencegah dia buka baju, karena kurasa dia lebih nyaman dengan berpakaian. Kami lalu sarapan bersama. Seharian itu kami bernudis dir di rumah dengan pak bardi yang tetap mengenakan baju, Tapi dia kemudian berganti baju dengan berkaus oblong dan sarung.
Seharian itu entah berapa kali kami main berhenti dan main lagi. Aku yang sehari sebelumnya sudah doping dengan obat-obat kuat, sehingga stamina dan nafsuku tetap prima.
Kami akhirnya makin akrab dengan keluarga Pak Bardi dan memutuskan untuk membuat pintu penghubung di bagian belakang rumah kami. Bu Lina sudah tidak canggung-canggung lagi minta jatah dan sering kali langsung menerobos ke kamar kami. Kadang-kadang kami sedang asyik bertempur dia masuk. Bu Lina lebih sering tidur di rumah ku dibanding tidur dengan suaminya.
Mengenai cara yang kuminta dipraktekkan hubungan tanpa oral dan penetrasi bersama Pak Bardi, kata bu Lina kurang mantap kalau suaminya yang melakukan.
Hampir setahun kami berhubungan, Bu Bardi akhirnya hamil dan lahirlah bayi laki-laki. Untung wajahnya mirip Bu Lina, sehingga tidak ada orang yang curiga kalau itu adalah bibitku. Kami pun mengakhiri masa menahan tidak punya anak dan istriku kemudian hamil dengan melahirkan anak laki-laki juga.
Sampai anak kami sekolah kami masih tetap melakukan dengan Bu Lina

0 Response to "Mba Lina Istri Tetanggaku part 2"

CLICK FOR BITCOIN FREE :