Nasib Karyawan 2

Setelah kejadian pertama dengan Mbak Aan. Sampai saat ini aku sudah tidak mengulanginya lagi dengannya atau orang lain lagi selain dengan istriku. Untung saja rahasiaku masih aman.

Sungguh aku merasa bersalah dengan Istriku. Tapi apa daya, semuanya telah terjadi serta aku sudah terlanjur berdosa. Aku telah terjerumus dalam lubang kenikmatan benama perselingkuhan.

Namun dibalik itu, aku tak bisa melupakan persetubuhanku dengan Mbak Aan. Dia adalah wanita pertama yang bisa memuaskanku diatas ranjang. Bahkan saat aku sedang berhubungan dengan istriku, sering aku membayangkan sedang berhubungan dengan Mbak Aan. Namun tak semudah itu.. Jelas berbeda rasanya antara dua orang wanita serta lubangnya..

Sudah hampir satu tahun Mbak Aan keluar dari pabrik. Kudengar dia sedang didekati seorang duda yang entah dari mana. Aku juga sudah tak mungkin berkomunikasi dengannya.

Akhirnya kujalani lagi hidupku seperti biasa.

Kembali lagi cerita dengan salah satu karyawan. Ada salah seorang karyawan bagian produksi, sebut saja namanya Bu Erni. Sebenarnya orangnya nggak Ibu-ibu banget, dia diipanggil Ibu karena dia orang yang paling lama kerja di sini. Dilihat dari perawakanyya, umurnya hanya selisih beberapa tahun diatasku.

Sama seperti Mbak Aan, Bu Erni juga mempunyai 2 anak. Anak sulungnya cewek masih kelas 3 SMP sedang yang kecil cowok masih kelas 2 SD. Bu Erni orangnya cantik, putih. Dilihat dari luar bodynya juga langsing. Walaupun sayang susunya tidak sebesar punya Mbak Aan. Tapi secara keseluruhan orangnya masih seger.

Ceritanya begini....
Aku lupa pada hari apa.. Waktu itu sore menjelang pulang sekitar jam 3an perutku mulas pingin banget bokir. Kebetulan kamar mandi khusus untuk staf yang hanya satu-satunya sedang dipakai si Reni, cewek bagian admin di pabrik. Dasar cewek kalau udah mandi lama banget. Gua heran sebenernya apa aja sih yang di gosok?.

Tak sabar menunggu, akhirnya aku menuju kamar mandi karyawan. Berhubung pabrik kecil, kamar mandi yang disediakan cuman 3 kamar. Dua ada toiletnya, satu lagi tanpa toilet.
Makanya kalau jam-jam segini biasanya rame banget pada ngantri. Malah sering kuperhatikan mbak-mbak karyawan di sini sering banget mandi bareng berdua atau bertiga dalam satu kamar mandi.

Saat itu kulihat sedang sepi makanya aku langsung meluncur ke sana. Sialnya, yang kosong hanya kamar mandi yang tanpa toilet. Sedang yang ada toiletnya dua-duanya pintunya tertutup alias ada orangnya.

Kuketuk aja salah satunya.
'' Siapa didalam.? Udah belum?..''

Tadinya aku berniat bareng aja kalau yang didalam adalah salah satu karyawan cowok. Tapi belum sempat ada jawaban, tiba-tiba pintu yang kuketuk terbuka sembari ada sahutan.

'' iya belum, masuk aja...''

Tapi apa yang ada di dalam kamar mandi itu sungguh membuatku terpana mematung tak bergerak.
Mataku terbelalak.
Kulihat tubuh Bu Erni telanjang bulat tanpa sehelai benangpun menempel di tubuhnya sedang menyampingiku. Bu Erni sedang menyiram rambutnya yang penuh dengan busa hasil keramas. Matanya terpejam tak menyadari kalau ada sepasang mata laki-laki normal sedang memperhatikanya. Cukup lama aku terdiam. Aku tak bisa bergerak. Entah apa yang menahanku.

'' Kyaaaaa.. !!'' sontak teriakan Bu Erni membuyarkan birahiku.

Seperti burung yang jatuh saat mulai terbang, aku terhenyak dan salah tingkah dibuatnya. Kontan saja Bu Erni segera menutup pintu kamar mandi serta membuat kaget penghuni kamar mandi sebelahnya.

'' Maaf bu.. Maaf.. Sungguh aku tidak sengaja ''dalihku
'' Mas Indra ini, aku pikir tadi suara perempuan.., aku pikir ada ibu-ibu mau mandi bareng '' jawabnya dari dalam kamar mandi.

Aku yang salah tingkah langsung pergi dari tempat itu kembali menuju kamar mandi staf berharap si Reni udah selesai mandinya.

**********

Memang kejadian itu bukan sepenuhnya salahku. Tapi aku sebagai atasan merasa malu menjadi buah bibir orang-orang satu pabrik. Apalagi kabar itu cepat sekali menyebar. Aku cuman berharap kabar ini tidak keluar dari lingkungan ini.

Tapi.. Disamping itu.. Aku jadi teringat terus dengan tubuh telanjang Bu Erni. Tubuhnya yang langsing. Kulitnya yang putih mulus tersiram air, pinggulnya yang besar serta payudaranya yang indah. Bahkan aku tidak melihat ada lipatan diperutnya yang menandakan dia sudah beranak dua.

Tapi aku hanya bisa membayangkan betapa nikmatnya andai aku bersetubuh dengannya. Berharap ada kesempatan untuk menikmati tubuh Indah Bu Erni..

******


Sudah hampir satu minggu sejak kejadian dikamar mandi itu. Hari itu hari sabtu, pas hari dimana karyawan menerima upah kerja mereka.
Memang upah karyawan tidak diberikan satu bulan sekali melainkan dua minggu sekali. Kata mereka untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. Atau memang kebijakan pabrik sudah seperti itu aku juga tidak tau.

Hari itu kebetulan Bu Erni tidak masuk. Tadi pagi sebelum berangkat, aku menerima sms darinya memberi tau bahwa salah seorang tetangganya meninggal dunia.
Dia tidak enak kalau melayat. Jadi hari ini dia tidak jadi masuk kerja.
Sedang untuk upah kerjanya dia minta tolong padaku untuk diambilkan. Kebetulan rumahnya searah dengan rumahku dari tempat kami bekerja.

Hari itu berjalan seperti biasa. Namun ada satu hal yang mengganggu pikiranku. Aku sedikit was-was kalau kabar tentang kejadian dikamar mandi waktu itu terdengar oleh suami Bu Erni. Bagaimana nanti aku menghadapi beliau. Jangan-jangan aku nanti di sidang dan dimintai pertanggung jawaban olehnya...masa bodoh lah..

Akhirnya sore menjelang. Hari ini aku pulang sedikit lebih malam dikarenakan ada orderan mendadak.
Kira-kira hampir pukul 6 aku sampai di rumah Bu Erni.
Saat aku permisi, tenyata dijawab oleh suaminya Bu Erni, Pak Anam.

'' Assalamualaikum..''
'' Waalaikumsalam ''jawab pak Anam.

Seketika itu nyaliku menciut takut dengan apa yang mungkin terjadi jika pak Anam menyinggung kejadian di pabrik tempo hari. Tapi ini adalah tanggung jawabku dan kupaksakan kakiku melangkah.

'' Ee.. Mas Indra.., tumben mampir.. Ada apa nih.?'' tanyanya.
'' Anu pak... saya mau mengantarkan ini, upah Bu Erni selama dua minggu ini..'' kataku
'' Oo..Tapi Bu Erninya lagi mandi dibelakang, maklum dari siang dia sibuk di rumah Bu Siti, itu yang bapaknya meninggal..''
'' Emm....kalau begitu langsung saja pak, saya mau titip ini saja sama bapak.'' sambil mengeluarkan amplop upah Bu Erni dari tasku.
'' Sebaiknya biar Bu Erni sendiri yang menerimanya, saya sudah harus pergi hajatan mas'' jawabnya.

Kok aneh pikirku.. Seharusnya diterima saja. Toh akhirnya dipakai untuk keperluan keluarga mereka. Tapi aku sedikit tenang ternyata Pak Anam tidak menyinggung masalah yang aku takutkan. Mungkin Bu Erni tidak bercerita padanya.

'' Maaf lo ya mas, ga bisa nemenin. Ditunggu aja. Bentar lagi juga selesai mandinya..'' tambah pak Anam

Pantas saja dari tadi waktu aku datang pak Anam sudah mengenakan baju muslim lengkap.

'' Silahkan duduk lho mas.. Saya tinggal dulu, sudah ditungguin tetangga.'' kata pak Anam
'' Iya pak..terima kasih'' jawabku

Akhirnya ditinggalah aku sendirian diruang tamu rumah Bu Erni. Aku tidak tau kenapa sepi sekali. Pada ke mana anak-anak Bu Erni.?. Tidak terdengar apa-apa selain suara guyuran air di kamar mandi belakang yang mengingatkanku kejadian tempo hari.

'' Pak...?? Pak..?'' suara Bu Erni membuyarkan lamunanku.

Segera aku menuju kebelakang.
'' Pak Anam sudah berangkat bu... Ini saya, Indra.'' sahutku
'' Ooo. Mas Indra ya.. Sudah lama mas?''
'' Nggak baru aja..''
'' Maaf mas, bisa minta tolong ga..? Ambilin handuk aku yang ada di kamar.. Tadi sampe rumah langsung masuk kamar mandi sampai lupa ga bawa handuk..''
'' Iya.. Sebentar..''

Terpaksa aku masuk ke kamar bu Erni yang ada didepan. Kulihat handuknya ada di kaitan yang ada di sebelah kaca riasnya. Segera kuambil dan kembali ke belakang untuk menyerahkannya.

'' Bu...? Maaf ini handuknya..'' kataku dari luar.

Diluar dugaanku pintu kamar mandi langsung terbuka lebar. Disana kembali kulihat tubuh bugil Bu Erni. Kontolku yang sejak tadi mulai mengembang karena melamunkanya, kini mengeras dengan sempurna melihat sesuatu yang tadinya hanya bisa terbayang-bayang mengganggu pikiranku saat ini ada di depan mataku. Sungguh pemandangan yang sangat indah.

Lucunya Bu Erni tidak malu sama sekali hanya sebelah tanggannya menutupi kedua payudaranya, sedang memeknya dibiarkannya terlihat olehku. Sedang tangan satunya menerima handuk dariku.

'' Terima kasih mas..'' katanya tersenyum
'' I..iya.. sama-sama '' jawabku masih tak percaya.

Tak lama pintu kamar mandi kembali tertutup, dan akupun kembali keruang tamu masih dalam keadaan tak percaya dengan apa yang baru saja kualami.

Beberapa saat kemudian Bu Erni sudah muncul dihadapanku dengan mengenakan daster selutut tipis warna putih bergambar boneka yang semakin menonjolkan keseksianya. Apalagi ditambah rambut basah serta harum sabun yang semerbak seiring dia mendekatiku, membuatku tak bisa memikirkan apapun selain nafsu yang semakin terbakar.

Lalu.. Apa yang harus aku lakukan...? Ingin rasanya segera kudekap dan kuperkosa saja Bu Erni..

Bersambung lagi...

Beberapa saat setelah mandi dan berpakain Bu Erni menemuiku di ruang tamu dengan hanya mengenakan kaos terusan selutut atau lebih tepatnya daster dengan kerah yang lebar warna putih bergambar boneka yang semakin menonjolkan keseksianya. Apalagi ditambah rambut basah serta harum sabun yang semerbak seiring dia mendekatiku, membuatku tak bisa memikirkan apapun selain nafsu yang semakin terbakar.

Akhirnya aku hanya diam terpaku menanti saja apa yang akan terjadi selanjutnya..

Bu Erni duduk di depanku di seberang meja sambil menyunggingkan senyum yang cukup mencurigakan bagiku. Aku hanya bisa membalas senyumnya sambil mencoba menebak apa yang ada dalam pikirannya saat ini.

Satu hal yang membuatku terkejut. Tampak dua puting mungil dari balik kaos diujung kedua payudara bu Erni. Tampaknya dia tidak mengenakan pengaman atau BH untuk payudaranya sehingga hal itu langsung saja membuatku seperti orang tidak waras dihadapannya. Aku salah tingkah. Melihat salah, mengalihkan pandangan juga salah. Apalagi ditambah kontolku yang kembali mangeras semakin sakit tertahan celana jin yang kukenakan.

'' Gimana mas hari ini di pabrik?'' katanya membuka pembicaraan..
'' Baik bu.. Biasa aja kaya kemarin-kemarin''jawabku
'' Kok sepi bu.? Anak-anak kemana?'' tambahku
'' Anak-anak liburan dirumah neneknya. Baru sore tadi berangkat, besok kan hari Minggu..'' jawabnya.
'' O.iya bu ini upah Bu Erni.. Sudah saya ambilkan tadi sore..'' ucapku seraya meletakkan amplop berisi upahnya di atas meja.
'' Iya terima kasih lho mas.'' jawabnya sambil mengambil amplop itu.

Bu Erni membungkuk mengambilnya. Dari caranya mengambil amplop upahnya jelas memberiku kesempatan mengintip apa yang ada dibalik daster yang ia kenakan melalui kerahnya yang cukup lebar. Sekarang jelas sekali tampak dia tidak mengenakan BH di balik bajunya. Payudaranya bagai melompat menggantung begitu saja dari balik bajunya memberikan tontonan eksotis padaku.

Dan yang membuatku semakin tak tahan. Setelah mengambil upahnya Bu Erni kembali duduk dan dengan perlahan menyilangkan kedua kakinya. Entah disengaja atau tidak sehingga sekilas tampak jelas rambut tipis yang menghiasi selangkangannya.

Astaga... Apakah Bu Erni didak mengenakan celana dalam? Batinku. Dan dengan posisi duduknya sekarang membuat bawahan bajunya sedikit terangkat memperlihatkan pahanya yang putih mulus itu padaku.

Tampak dia cuek saja sambil memperhatikan slip upah yang ditempelkan pada amplop yang diterimanya. Apa yang sedang direncanakan Bu Erni? Atau hanya aku saja yang terlalu bodoh sehingga salah mengartikanya.

Aku yang semakin salah tingkah tak kuasa menahan birahiku. Kontolku yang mengacung sempurna terasa sakit karena posisinya yang tertahan celana yang kupakai.

'' Maaf bu.. Saya mau pinjam kamar mandinya'' seraya membungkuk menyembunyikan tonjolan di selakangku
'' Iya silahkan'' sambil dia berdiri. Apa Bu Erni akan ikut denganku?

Ternyata benar. Bu Erni mengantarku ke kamar mandinya. Entah apa maunya. Tadinya aku mau membetulkan letak kontolku yang mengeras kesakitan karena arahnya yang tidak sempurna dalam celanaku. Sambil pura-pura buang air kecil.. Atau sekalian saja onani melepaskan birahi yang tertahan karena godaan dari Bu Erni.

Saat dikamar mandi malah Bu Erni berdiri didepan pintu, sehingga aku bingung bagaimana aku menutupnya.

'' Maaf Bu...'' pintaku seraya memegang handel pintu.
'' Udah, begini aja.. Tidak usah malu.. mas Indra aja sudah lihat tubuh telanjang saya.? Masa masih malu sama saya..?''

Aku menyerah dan membelakangi Bu Erni sambil pura-pura buang air kecil. Tapi sungguh sulit dalam keadaan tegang begini ditambah tahu sedang diperhatikan wanita cantik membuatku kesusahan mengeluarkan walau sedikit air kencingku.

Setelah beberapa lama akhirnya keluar juga kencingku walau hanya sedikit. Saat aku hendak membersihkanya aku kaget Bu Erni sudah ada tepat dibelakangku. Dekat sekali dengan tubuhku. Secera reflek aku menutupi kontolku dengan kedua tanganku.

'' Eee.. Kenapa mesti ditutupi sih..'' ucap Bu Erni sambil memindahkan tanganku.
'' Gantian dong.. Aku kan juga pingin tau..'' kini dia mulai membungkuk.

Matanya terlihat berbinar saat kontolku kini mengacung tegak didepan wajahnya.
Diambilnya sedikit sabun cair dan diusapkan dikepala kontolku..

'' Aahhh....'' nikmat sekali rasanya.

Lalu setelah dibersihkannya dengan air, kembali Bu Erni menggenggam batang kontolku sambil di kocoknya lembut naik dan turun.

Sejurus kemudian dia melihat padaku dan tersenyum. Sambil sedikit berjongkok dimasukkannya kontolku dalam mulutnya.

'' Oohh..'' saat kontolku dimainkan dengan lidah Bu Erni.

Rasanya sedikit ngilu saat tiba-tiba Bu Erni menyedot kuat-kuat kepala kontolku. Tapi rasanya seperti melayang saat dia melepaskannya.

Bu Erni mengocok dengan cepat kontolku dengan mulutnya. Kulihat sampai ada air liur yang mengalir turun, namun kemudian dijilatnya kembali dan langsung disedot bersamaan kepala kontolku.

Akhirnya terjadilah. Akupun tak tinggal diam. Aku mulai berani meremas-remas lembut payudara Bu Erni dari luar bajunya. Rasanya sungguh lembut. Empuk menggairahkan.

Lama kelamaan aku tak tahan. Kuangkat tubuh Bu Erni dan kupeluk serta kucium bibirnya. Kami pun berpangutan dengan sangat mesra. Lidah kami betarung dan beradu dengan lincahnya. Air liur mengalir dan bercampur antara aku dan Bu Erni. Rasa asin dari pelumas kontolku bercampur dengan aroma pasta gigi dari mulut Bu Erni.

Tangan Bu Erni masih belum mau melepaskan pegangannya dari kontolku. Sambil berciuman tangan kanan Bu Erni terus mengocok, mengurut-urut kontolku.
Akupun tak mau kalah, ku usap lembut selakangan Bu Erni. Tanganku langsung menyentuh rambut halus di selakangan Bu Erni. Kurasakan sedikit becek di sana.
Ku usap-usap bulatan kecil yang kutemukan di ujung memek Bu Erni.

'' Ehm..oh.....'' Bu Erni sedikit menggelinjang dan memelukku dengan erat saat kumainkan bulatan sebesar kacang itu dengan cepatnya.

Jarikupun semakin kebawah dan mencoba mencari lubang memek Bu Erni. Saat menemukan lubangnya dan coba ku masukkan jari tengahku..

'' Heek...oooh......'' tiba-tiba tubuh Bu Erni mengejang.
Dia melepaskan ciumannya dan langsung memelukku dengan erat.

Seperti orang yang terkena epilepsi, tubuhnya mengejang ngejang dan kurasakan telapak tanganku disembur cairan yang keluar dari memek Bu Erni. Bu Erni telah mencapai orgasmenya bahkan sebelum jariku
masuk sepenuhnya kedalam lubang memeknya.

Kuusapkan tanganku yang basah oleh cairan vagina Bu Erni ke memeknya. Bu Erni masih terlihat lemas dan matanya sayu. Sungguh menggairahkan.

Aku tidak peduli keadaan Bu Erni yang masih kelihatan lemah menikmati sisa-sisa orgasmenya. Kudorong tubuhnya kearah bibir kamar mandi. Kusibakkan bajunya ke atas dan langsung kumasukkan kontolku kedalam memek Bu Erni dari belakang. Terasa basah dan licin, namun begitu hangat ketika kontolku sudah berada dalam tubuh Bu Erni. Segera kugoyang badan Bu Erni dengan gerakan yang sangat cepat.

Cplak..Cplak..cplak...
''oh..oh..ah...ah...terus mas....terus...lebih cepat....ah..'' celotehnya saat aku mengocok memek basahnya dengan kontolku.

Tanganku menyusup dibalik baju Bu Erni dan meremas-remas payudaranya dari belakang.. Kumainkan kedua puting susunya dengan jari tengahku.

Cplak...cplak...cplak... Keras sekali suara yang ditimbulkan dari persetubuhan kami berdua.

Kupeluk tubuh Bu Erni dari belakang dan kamipun kembali berciuman dengan lidah kami.
'' Oh..eh...egh....'' desahan Bu Erni yang sangat menggairahkan membuatku semakin bernafsu mengocok memeknya dengan kontolku.

Kira-kira sepuluh menit kami dengan posisi ini, Bu Erni berbalik dan mencium bibirku. Lalu dia melepas kaosnya sehingga tubuhnya kini telah telanjang bulat. Aku pun melepaskan celana dan CDku. Belum sempat aku melepas bajuku Bu Erni sudah memeluk dan mencium bibirku. Aku hanya bisa mengimbangi ciuman perempuan lawan mainku ini dan memeluk tubuh talanjangnya.

Ku angkat tubuh Bu Erni dan kududukkan di atas bibir bak mandi. Masih sempat kujilat memek Bu Erni sebelum kuisi kembali memeknya dengan kontolku.

Sambil berpelukan dan berciuman kugerakkan pinggulku maju dan mundur mengocok memek Bu Erni. Kaki Bu Erni melingkari pinggulku dan tengannya memeluk kepalaku. Kamipun kembali berpacu dalam nafsu.

Lama dalam posisi ini kurasakan aku sudah hampir pada batas pertahananku. Sperma yang kutahan dari awal sudah siap menyembur keluar kedalam memek Bu Erni.

'' Aku sudah hampir keluar bu..'' sambil kupercepat gerakanku.

Bu Ernipun memelukku semakin erat dan menggerakkan pinggulnya semakin cepat. Hingga akhirnya..

'' Aaghh...'' kupeluk erat tubuh Bu Erni dan menyemburlah semua spermaku didalam memeknya. Bu Ernipun memelukku dengan erat dan kembali tubuhnya mengejang. Cairan meluber dari memek Bu Erni dan mengalir merambat melalui kakiku. Rupanya kami telah mencapai puncak kenikmatan bersama-sama.

Kami berpelukan cukup lama sebelum akhirnya kami kembali berciuman.
'' Nikmat sekali Bu.. Terima kasih..'' kataku

Bu Erni tidak menjawab dan hanya kembali memelukku dalam keadaan kalamin kami berdua masih saling bersatu.

Kemudian kami saling membersihkan diri dan kembali berpakaian untuk kembali ke ruang tamu depan.
Kuliahat waktu sudah hampir jam 7 malam. Itu artinya Pak Anam sebentar lagi akan pulang..
Akupun segera berpamitan. Bu Erni memberiku sebuah ciuman sebelum aku keluar dari rumahnya. Tangannya yang nakal masih sempat menggosok kontolku sambil mencium bibirku.

Akhirnya aku pulang mengambil jalan memutar supaya tidak bertemu rombongan Pak Anam, berjaga-jaga kalau dia sudah pulang dan sedang menuju rumahnya. Terima kasih Pak, sudah memberiku kesempatan menikmati kemolekan tubuh istrimu Bu Erni...

Sejak hari itu, setiap bertemu di pabrik kami bersikap biasa saja. Seolah-olah tidak terjadi apa-apa diantara kami berdua. Namun sering dia sms memuji kontolku dan bermaksud ingin mengulanginya. Tapi aku hanya bisa menjawab dan menjajikanya, tanpa tau kapan aku bisa memenuhi panggilan hasrat Bu Erni.


Keyword :

asus
anak jalanan
ayu ting ting
arti nama
asus zenfone 2
azis
asianbookie
agar.io
ariel tatum
apptoko
ayat kursi
asus zenfone 5
airasia
anggita sari
agar pro
ask.fm
arema
angel karamoy
aura kasih
al ghazali
bukalapak
bbm
berita terkini
berita
berita hari ini
bola
blogger
blibli
berita bola
base th 7
buat email
base th 8
barcelona
bca
bpjs
bursa lagu
boboiboy
bank mandiri
bola88
bri
cinemaindo
cuaca
cek resi
coc
cerita lucu
cinema 21
cek resi jne
contoh surat lamaran kerja
cara menghilangkan jerawat
clash of clans
cerpen
citilink
chelsea
cara menghilangkan bekas jerawat
cinta
cerita cinta
cara menghilangkan komedo
chord gitar
cheat gta
cara mengecilkan perut
detik
download lagu
download
download lagu terbaru
download lagu kesempurnaan cinta
download bbm
dp bbm
download game
download film
daftar gmail
dp bbm lucu
download lagu sambalado
download lagu harris j
download facebook
dewi persik
dangdut koplo
download lagu galau
download lagu dangdut
daftar facebook
data sgp
email
elevenia
edmodo
exo
epupns
evan dimas
erafone
ebay
email yahoo
emuparadise
empress ki
efsun dan bahar
edit foto
eva arnaz
endank soekamti
episode terakhir uttaran
eramuslim
enter komputer
evercoss
emoticon
fb
facebook login
facebook
friv
foto
foto lucu
facebook lite
frozen
fa
foto anak jalanan
film
film terbaru
fhx
foto naruto
free download mp3
freeport
filehippo
film blue
foto ciuman

0 Response to "Nasib Karyawan 2"

CLICK FOR BITCOIN FREE :