Annisa, ibu yang nakal (story with mother) part 2

Welcome di situs dewasa becek asianbestlady.blogspot.com

Kami tidak menyediakan artikel, kami menyediakan galeri foto wanita, cerita dewasa, dan video panas.

Untuk update silahkan ikuti perkembangannya selalu.
Bila tidak bisa membuka situs, anda bisa untuk like fanpage facebook kami karena disana juga terdapat artikel becek dewasa seperti disini.
Jadi kami mohon untuk partisipasi anda like fanpage fb kami disini

Bila anda sedang mencari foto abg tante janda sange becek telanjang seksi, semua tidak ada karena disini khusus foto asian sexy lady. Bukan sembarang foto. Cerita video becek atasi becek becek berlebihan dewasa hot youtube dewasa film blue foto abg cantik.


Hari itu Niko melakukan hal itu lagi dengan Anisa. Tapi lagi-lagi dia tidak dapat bertahan lama hanya dengan kocokan tangan mamanya. Spermanya kembali tumpah hanya dalam tiga menit lebih sedikit.
“Udah keluar sayang?” tanya Anisa melihat ke arah mata anaknya yang sedang meringis kenikmatan sehabis ejakulasi. Dia sadar anaknya sedikit demi sedikt mulai menunjukkan perkembangan, yang dulunya hanya tidak mampu lebih dari satu menit kini sudah lebih baik.

“Masih belum bisa lama nih ma..” kata Niko, terlihat wajah lesu di raut mukanya. Dia masih belum bisa untuk mencatatkan rekor waktu yang lebih lama lagi.

“Udah lebih bagus kok.. setidaknya ada perkembangan, mama yakin kok kamu bisa lebih baik besok..” Kata Anisa sambil mengedipkan matanya. Dia ingin anaknya mendapatkan pengalaman seks yang cukup nantinya dan tidak ingin membuat anaknya mendapatkan malu dari pacarnya karena ejakulasi yang cepat.

“Gimana kalau kamu ajak temanmu kemari, ikut latihan denganmu” sebuah usul yang terdengar gila meluncur dari mulut Anisa. Niko sendiri terkejut mendengar usul ibunya tersebut. Mengajak temannya kemari? Untuk ikutan merasakan kenikmatan dari tangan ibunya? sungguh gila ide mamanya.

“Kok harus mengajak orang lain segala sih ma?” tanya Niko mencoba mengetahui apa yang sebenarnya mamanya pikirkan.

“Gini sayang.. mama pikir kamu akan lebih semangat kalau kamu ada lawannya. Jadi ntar kamu lomba deh sama temanmu siapa yang paling lama, ntar yang menang dapat hadiah deh dari mama” jawab Anisa. Sebuah alasan yang Niko pikir ada benarnya juga omongannya, pasti dengan suasana seperti itu membuatnya lebih semangat dan tidak ingin cepat cepat keluar, pikir Niko.

“Oke deh ma.” Kata Niko menyetujui. Niko sebenarnya sedikit ragu untuk mengajak temannya. Dia juga tidak tahu siapa yang akan dia ajak. Beberapa temannya memang ada yang menyukai mamanya Niko. Hal itu Niko ketahui saat mengajak temannya main ke rumah. Teman-temannya yang abg labil seperti halnya Niko tentu saja tidak bisa lepas melihat wanita cantik, termasuk Anisa, mamanya Niko. Mereka berkomentar betapa cantik dan seksi mamanya. Niko yang mendengar hal tersebut awalnya tidak suka, tapi setelah dia perhatikan ternyata omongan temannya ada benarnya juga. Walaupun Anisa sudah berumur 33 tahun dan sudah melahirkan 2 orang anak, bahkan yang paling kecil sedang tahap menyusui, tapi tubuh Anisa masih terawat dengan baik karena dia rajin olahraga untuk mengembalikan bentuk tubuhnya setelah melahirkan. Dengan kulit putih mulus dan bentuk tubuh yang bagus serta wajahnya yang manis menjadi daya tariknya. Suami-suami tetanggapun banyak yang melirik-lirik ke Anisa saat Anisa belanja ke warung ataupun melakukan aktifitas di luar rumah.

Sungguh anak-anak remaja sekarang mudah sekali mendapat akses porno dari internet, hal itulah yang membuat mereka begitu labilnya kalau melihat wanita cantik. Niko yang sebenarnya polos, mulai ikut-ikutan temannya. Diantara teman-temannya yang rata-rata berpikiran mesum ini ada yang paling parah, Jaka namanya. Jaka sendiri dianggap bos oleh rombongan geng yang Niko ikut-ikutan ini. Itu karena usia Jaka yang sudah 17 tahun yang memang selayaknya sudah sma. Niko sering dimintai uang rokok oleh Jaka, walaupun berat hati tapi terpaksa juga diberi oleh Niko.

Beberapa hari kemudian di sekolah, entah kenapa Niko malah ingin mengajak Jaka ke rumah. Ya.. sebaga rival latihannya bersama mamanya tentunya. Niko sendiri yang menerangkan panjang lebar ke Jaka tentang maksud tujuannya. Mendengar penjelasan Niko ini, tentu saja Jaka semangat bukan main dan menyetujuinya. Sudah lama dia tertarik pada mamanya Niko. Walaupun Anisa bukan gadis abg tapi sungguh menggoda dan nafsuin seperti artis milf Jav yang sering dia tonton. Akhirnya setelah pulang sekolah Niko mengajak Jaka ke rumahnya.

“Ma.. Niko pulang mah.. Niko ajak teman nih..” kata Niko masuk ke rumah yang tidak terkunci dan mempersilahkan Jaka duduk di sofa tamu.

“Mah, ni Jaka.. yang dulu juga pernah main kesini” kata Niko pada Anisa. Tidak lama kemudian Anisa muncul yang sepertinya habis menidurkan bayinya di kamar. Dia mengenakan daster rumahan biasa, meskipun begitu dia tetap saja terlihat cantik.

“Oh.. Jaka” Anisa tersenyum manis sambil menerima salaman tangan teman anaknya itu. Jaka mencium punggung tangan Anisa. Mata Jaka tentu saja sudah mulai kelayapan kesana kemari menerawang ke tubuh wanita ini. Anisa sebenarnya sadar mata anak itu kelayapan melihat tubuhnya, tapi entah kenapa dia merasa horni diperhatikan seperti itu. Sepertinya sifat eksibisionisnya muncul kembali. Sifat nakalnya yang pertama dia alami saat dia masih gadis dahulu yang sampai sekarang masih tetap ada. Ya.. dia memang senang kalau dirinya menjadi pusat perhatian kaum Adam. Tidak terkecuali oleh teman-teman anaknya sendiri.

“Kamu udah dengar kan dari Niko?”
“Hehe.. udah tante, tapi beneran nih boleh ikutan?”
“Hihi.. iya, boleh kok. Kamu mau kan bantu Niko?”
“Hehe.. oke tante, Jaka senang malah bisa bantu kaya gini” Anisa tersenyum manis mendengar ucapan Jaka tersebut.

“Ya udah, kalian mau sekarang?” tanya Anisa dengan senyum di bibirnya.
“Ntar yang menang tante kasih uang jajan deh..” tambahnya lagi. Niko dan Jaka akhirnya setuju untuk saat itu juga memulai latihan ketahanannya. Niko cukup malu-malu juga untuk telanjang di depan Jaka. Tapi Jaka malah terlihat tidak sabaran dan langsung saja membuka celananya. Cukup terkejut Anisa melihat kelamin Jaka yang ternyata cukup besar, beda sekali dengan milik anaknya Niko. Anisa berusaha menyembunyikan keterkejutannya tersebut, walaupun matanya tetap menatap takjub anak seusia Jaka memiliki penis sebesar itu.

“Umur kamu berapa sih Jaka?” tanya Anisa ke Jaka.
“17 tahun tante”
“Ohh.. pantesan” sebenarnya Anisa cukup heran juga Jaka masih smp dengan usia segitu, tapi Anisa tidak ingin terlalu mempedulikannya dan membahas hal tersebut.

“Pantesan kenapa ya tante?” tanya Jaka karena sedikit bingung.
“Ahh.. nggak, mau tau aja.. hihi”

“Yuk mulai” ajak Anisa. Dia kemudian bersimpuh di tengah-tengah Niko dan Jaka yang telah bertelanjang bulat dan sudah ngaceng dari tadi. Niko sendiri sebenarnya masih merasa tidak nyaman dengan adanya Jaka yang ikut. Tapi sudah terlambat, dia sendiri yang mengajak Jaka kemari. Dada Niko berdebar karena akan melakukan hal ini lagi, bahkan kini temannya ikut serta. Tangan Anisa mulai mengocok kedua penis remaja tanggung ini di sisi kiri dan kanannya. Yang mana salah satunya milik anaknya sendiri.

“Ahh… ma..” lenguh Niko penuh kenikmatan.
“Enak sayang? Kamu sendiri gimana jaka? Enak kocokan tante?” tanya Anisa dengan wajah nakal pada dua remaja itu.

“Iya tante, sedaap.. hehe, akhirnya kesampaian juga bisa dikocokin tante”
“hmm?? Maksud kamu?”
“hehe.. iya, sejak liat tante pertama kali Jaka jadi suka sama tante. Jaka jadi ngayalin tante tiap coli.”

“Ha? jadi kamu sering ngayalin tante? Dasar kamu kecil-kecil udah gini..” kata Anisa sambil tetap mengocok penis mereka.

Setelah beberapa saat, terlihat ekspresi dari Niko yang sepertinya sudah tidak tahan untuk keluar.

“Ma… gak tahan.. agghh…”
“Croot.. crroot” tumpahlah sperma Niko di hadapan ibu dan temannya itu. Spermanya berlumuran tumpah di tangan ibunya.
“Oughhh.. mah.. enak..” lenguh Niko kenikmatan.
“Yess.. gue menang, iya kan tante? Jaka yang menang kan?”
“Iya-iya kamu yang menang. Hmm.. kamu mau tante lanjutin sampe keluar gak?”
“hehe.. mau dong tante”
“Ya udah..” tangan Anisa kembali mengocok penis Jaka. Tidak butuh waktu lama karena Jaka memang sudah horni dari tadi. Tangan Anisa pun kini berlumuran sperma Jaka.

“Udah kan? kalian bersih-bersih dulu sana gih”
“Iya ma..”
“Iya tante..” jawab Niko dan Jaka bersamaan. Mereka akhirnya bersih-bersih tidak lama setelah itu. Niko dan Jaka kemudian menghabiskan waktunya dengan nonton tv sedangkan Anisa ke dapur mempersiapkan makan malam. Selang beberapa lama terdengar suara tangisan bayi, tidak lain adalah tangisan Windy, adiknya Niko. Anisa yang mendengar suara tangisan anaknyapun segera menghentikan aktifitasnya di dapur. Anisa kembali dari kamar sambil menenteng bayinya yang masih kecil, lalu duduk di kursi yang cukup jauh dari Niko dan Jaka.

“Oi, Nik.. liat tuh.. jadi ngiler gue pengen nyusu ke nyokap lo” kata-kata yang sebenarnya sangat kurang ajar. Mengomentari ibunya seperti itu. Tapi entah kenapa Niko juga merasakan hal yang sama dengan Jaka. Nalurinya tidak dapat dibohongi kalau dia juga ngaceng liat payudara ibunya sendiri yang sedang menyusui adeknya.

“Gini deh, gue punya ide” kata Jaka.
“Tante, mulai lagi yuk ronde selanjutnya. Kami udah tegang lagi nih..” pinta Jaka ke Anisa.
“Bentar yah sayang, tante lagi nyusuin Windy. Ntar dia gak kenyang lagi”
“Tante.. hadiah untuk yang menang ronde selanjutnya tambahin dong tante.. masa cuma uang jajan”

“Hmm.. terus?”
“Gimana kalau.. ngggg… itu tante” kata Jaka sambil menunjuk ke arah payudara Anisa yang masih menyusui bayi kecilnya.

“Hihihi.. dasar kamu. Maksudnya nyusu? Porno yah kalian.. hihi” Anisa malah merespon permintaan mesum Jaka sambil tertawa-tawa.

“Oke deh, tante turutin. Niko, kamu harus menang yah kali ini, jangan biarkan teman kamu yang malah dapat susu mama, kan kamu yang anaknya mama. Hihi..”

“Iya ma.. Niko usahain”

Anisa melepaskan Windy dari sisinya. Tampak Windy sudah tenang, mungkin karena sudah kenyang menyusu. Anisa lalu meletakkan Windy ke kursi di sebelahnya.
“Mau sekarang?” tanya Anisa dengan tatapan nakal tanpa menutup payudaranya dengan baju terlebih dahulu, membiarkan payudara sebelah kanannya menjadi santapan mereka. Membuat kedua remaja itu hanya mengangguk-angguk mupeng karenanya.
Niko dan Jaka mendekati Anisa, meloloskan celananya hingga mereka sekali lagi mengacungkan penis mereka ke Anisa. Tangan Anisa mulai mengocok kedua penis itu lagi. Saat penis mereka dikocok Anisa, mata mereka tidak henti-hentinya menatap ke payudara yang terpampang bebas itu, membuat si punya penis makin kelojotan.

“Ayo Niko.. semangat sayang, jangan kalah lagi” kata Anisa menyemangati anaknya.
“Oughh.. iya ma..” jawab Niko. Tapi apa daya, ketahanan Niko masih belum dapat menandingi Jaka. Diapun akhirnya keluar duluan dan kalah lagi dari Jaka.

“Yes, gue menang.. hehe” sorak Jaka penuh kemenangan dengan diiringi tawa mesum.
“Tuh kan.. kamunya kalah lagi” kata Anisa dengan wajah yang dicemberutkan ke Niko.
“Kamu mau ambil hadiahnya sekarang jaka?” tanya Anisa dengan tatapan nakal ke Jaka.
“Boleh tante.. ”

“Huu.. udah gak sabar yah kamunya, ya udah sini duduk dekat Tante” kata Anisa sambil menggeser posisi duduknya memberi tempat untuk Jaka untuk duduk di sebelahnya. Jakapun akhirnya duduk di sebelah Anisa dan mulai mengarahkan mulut hitamnya ke pucuk payudara Anisa yang siap menyambut mulutnya. Walau agak grogi, tapi akhirnya mulut Jaka menempel ke pucuk payudara kanan Anisa. Terasa cairan hangat mulai masuk ke mulutnya saat dia coba mengenyot putting payudara tersebut.

Melihat temannya yang asik menyusu ke ibu kandungnya membuat perasaan Niko tidak karuan saat itu. Cemburu, sakit hati, horni, semua campur aduk. Bagaimanapun itu adalah ibu kandungnya dan kini payudara ibunya sedang dinikmati temannya yang cabul itu. Sambil menyusu ke Anisa, mata Jaka sesekali menatap ke Niko sambil cengengesan seperti sedang memberitahunya betapa nikmatnya menyusu ke ibunya.

“Jaka, jangan godain Niko seperti itu dong, kasihan anak tante” kata Anisa yang tahu apa yang sedang dipikirkan Jaka.
“Hehe.. gak kok tante..” jawab Jaka enteng.
“Ma…” kata Niko lirih.
“Ya sayang?”
“Niko mau juga dong…”

“Yee.. ini kan hadiah untuk yang menang. Jadinya khusus untuk Jaka dong.. kalau kamu juga mau, ronde selanjutnya kamu harus menang yah sayang..” jawab Anisa. Sekali lagi tampak Jaka cengengesan melirik ke Niko, membuat hati Niko makin pedih.

“Tante, yang satu lagi buka juga dong..” pinta Jaka.
“Lah, untuk apa? Emang kamu mau nyusu yang sebelah juga??”
“Iya.. boleh yah tante..”
“Hmm.. iya-iya, dasar kamunya” Anisa akhirnya menyetujui permintaan mesum Jaka. Dia lalu membuka sisi bajunya sebelah kiri sehingga kini kedua payudaranya terpampang bebas.

“Tanggung tuh tante, buka aja semua bajunya..” pinta Jaka lagi.
“Dasar nakal. Niko, gak papa kan mama telanjang dada? Temanmu nakal nih..” Anisa malah meminta persetujuan pada anaknya yang sedari tadi melongo mupeng ke arah mereka berdua.

“Eh.. i-iya ma, gak papa” jawab Niko. Rasa pedih di hatinya entah kenapa kalah dengan rasa horni dan penasaran melihat tubuh telanjang dada ibunya. Mendengar jawaban anaknya Anisa cuma tersenyum, dia kemudian mulai meloloskan daster bagian atasnya sehingga kini bagian atas tubuhnya tidak tertutup kain sedikitpun. Memamerkan tubuh bagian atasnya dengan buah dada sekal yang penuh cairan susu.

“Udah nih, puas kan kamu Jaka?”
“Hehe.. tante emang baik”

“Dasar” kata Anisa sambil mencubit pipi Jaka. Remaja itu kemudian melanjutkan acara nyusunya lagi. Kali ini payudara kiri Anisa yang dijilat dan dihisapnya, sambil payudara kanannya menjadi sasaran remasan tangan nakal Jaka. Memang tidak ada persetujuan kalau yang menang boleh melakukan hal mesum seperti meremas payudara Anisa. Tapi Anisa tidak menganggapnya masalah.

“Tante, kocokin lagi dong.. kan tadi belum keluar. Pasti enak nih nanti rasanya ngecrot sambil nyusu.. hehe” pinta Jaka mesum.

“Hmm.. iya-iya. Porno kamunya. Kamu baring deh sini.” setuju Anisa menyuruh Jaka berbaring di atas sofa dengan kepala Jaka berada di atas paha Anisa yang diberi bantal sofa, sehingga mulut Jaka kini tepat di depan payudara Anisa. Tangan Anisa kini meraih penis Jaka dan mulai mengocoknya lagi. Sungguh beruntung Jaka ini, merasakan kenikmatan menyusu dari payudara yang putih sekal sambil penisnya dikocok oleh wanita secantik dan seseksi Anisa. Sambil membiarkan Jaka menyedot susu dari buah dadanya, dia mengocok batang penis teman anaknya tersebut. Anaknya sendiri masih melongo menatap nanar aksi temannya yang semakin mesum ke ibu kandungnya. Jaka masih saja melirik cengengesan ke arah Niko. Kini ibunyapun juga ikut-ikutan melirik tersenyum ke Niko yang cemburu dari tadi, yang membuat hati Niko makin tidak karuan.

Tapi suara rewelan Windy menganggu suasana mesum ini. Tentu saja Jaka yang merasa sangat terganggu karena aksinya belum selesai.

“Jaka, bentar yah.. tante urus Windy dulu” kata Anisa melepaskan kocokan tangannya dari penis Jaka.
“Duh tanggung nih tante, bentar lagi..” tolak Jaka tidak tahu diri.
“Bentar kok sayang.. yah?” kata Anisa lagi ke Jaka, tapi Jaka sepertinya belum mau melepaskan kulumannya dari buah dadanya. Anisa akhirnya menuruti kemauan Jaka dan kembali mengocok penis Jaka.
“Bentar yah Windy sayang.. Om jaka masih belum puas nih.. hihi” kata Anisa ke bayinya. Sungguh gila, Anisa lebih memilih memuaskan Jaka dulu dari pada mengurus bayinya yang sedang menangis ini.

“Belum Jaka? Kasihan tuh Windy..” tanya Anisa.
“Belum tante, duh si Windynya berisik amat siih tante. Suruh diam dong..” kata Jaka yang betul-betul tidak tahu diri.

“Kamunya kan yang gak mau ngalah. Hmmhh.. dasar. Niko, tolong kamu timang-timang adek kamu dulu dong” suruh Anisa ke anaknya. Niko dengan perasaan yang tidak karuan menuruti saja perintah ibunya ini. Dia ambil Windy yang masih menangis dan menimang-nimangnya. Niko menggendong adeknya itu mutar-mutar rumah. Meninggalkan ibu dan temannya yang masih saja asik dengan aktifitas mesum mereka. Cukup lama untuk membuat Windy untuk tertidur lagi. Setelah Windy tertidur, barulah Niko kembali ke tempat tadi.

“Ma, udah tidur nih.. bawa ke kamar aja yah Windynya?” tanya Niko berbisik sambil melihat ibunya yang masih saja menyusui Jaka.

“Ngghh, iya sayang, bawa ke kamar aja” jawab Anisa. Dengan berat hati Niko membawa Windy ke kamar, sudah tidak dapat apa-apa malah harus urusin Windy, gerutunya.

Saat Niko kembali dia melihat mereka sudah berganti posisi. Kali ini Anisa berada di bawah tindihan Jaka yang masih sibuk mengenyot buah ibunya ini. Penis Jaka pun masih tetap dikocok oleh Anisa dengan posisi seperti itu. Tampak daster yang dikenakan Anisa makin acak-acakan karena perbuatan Jaka ini. Temannya benar-benar melakukan hal mesum ke ibunya. Anisa sendiri mulai melenguh karena permainan lidah dan tangan Jaka di buah dadanya. Melihat anaknya sudah kembali Anisa berusaha untuk mendorong tubuh Jaka.

“Jaka.. udah dong.. lama amat sih” kata Anisa. Jaka tidak memperdulikan omongan Anisa dan masih saja meneruskan menghisap payudara tersebut walau dia juga tahu bahwa Niko sudah kembali.
“Udah dong Jaka sayang..” katanya lagi.

Sebenarnya Niko cukup heran, padahal dia cukup lama menimang-nimang Windy tapi Jaka belum juga ngecrot. Apa Jaka sudah ngecrot waktu dia menimang-nimang Windy tadi? Pikirnya.
Dugaannya sepertinya benar karena dia melihat ada bercak putih di bawah sofa itu. Sepertinya jaka yang belum puas meminta jatah lagi walau sudah ngecrot, pikirnya lagi.

“Sayang, sorry yah. Ini Jaka masih belum puas aja” kata Anisa pada Niko. Memang tidak ada batasan waktu sampai kapan hadiah nyusu itu diberikan sehingga Jaka masih saja meneruskan aksinya. Jaka sebenarnya sudah kenyang meminum susu dari payudara Anisa, sekarang dia lebih tepatnya menjilati dan memainkan payudara Anisa dengan mulut dan lidahnya. Niko yang memang jadi pihak yang kalah terpaksa hanya menuruti apa yang telah dijanjikan.

Melihat anaknya yang mupeng dari tadi Anisa tidak tega juga. Dia dorong dengan paksa tubuh Jaka dari dirinya.

“Udah dulu Jaka, kasian Niko tuh.. kita mulai ronde selanjutnya yah.. kayaknya kalian udah tegang lagi tuh..”kata Anisa mencoba memberi Niko kesempatan sekali lagi.
“Kalau gitu boleh dong Niko nyusu kalau Niko menang?” tanya Niko semangat.
“Iya.. boleh..” jawab Anisa sambil tersenyum manis.
“Terus kalau Jaka yang menang gimana tante?” tanya Jaka yang masih belum puas juga.
“Hmm.. kamu maunya apa?” kata Anisa balik nanya.

“gimana kalau Jaka boleh ngentotin tante.. hehe” jawab Jaka kurang ajar. Niko sendiri terkejut bukan main mendengar permintaan temannya ini, betul-betul kurang ajar. Ingin sekali rasanya dia melayangkan tinju ke mulut Jaka. Tapi dia melihat ibunya malah tertawa mendengar permintaan Jaka ini.

“Hihi.. kamu ini, enak aja. Ini punyanya papanya Niko” kata Anisa sambil mencubit perut Jaka.
“Gitu yah tante.. duh, pengen banget padahal genjotin memek tante.. hehe”
“Hush.. kamu ini ngomongnya kurang ajar banget, ada Niko tuh..” kata Anisa sambil melirik ke anaknya.

“Gimana Niko? Gak boleh kan?” tanya Anisa ke Niko.
“Nggg…”
“Boleh kan Nik? Gue hajar lo kalau gak boleh!!” kata Jaka main serobot.

“Eh eh, enak aja main hajar anak tante. Gak boleh pokoknya, pake mulut tante aja yah.. gak apa kan? jejalin deh suka-suka kamu ke mulut tante kalau kamu menang.” tawar Anisa dengan senyum nakal. Memberi Jaka harapan kalau dia boleh melampiaskan nafsunya menggunakan mulutnya.

“Ya udah tante.. oke deh.. hehe” setuju Jaka. Niko yang mendengar tawaran dari mulut ibunya makin membuat hatinya tidak karuan. Kalau dia kalah berarti dia kalah satu putaran lagi dari Jaka, yang juga berarti Jaka akan semakin berbuat tidak senonoh terhadap ibunya, tubuhnya jadi panas dingin dibuatnya. Dia ingin sekali menang dan mencoba mendapatkan kenikmatan itu. Tapi dia juga penasaran melihat apa yang akan dilakukan Jaka ke ibunya kalau dia kalah. Entah kenapa hatinya jadi bimbang begini.

“Tante, lepasin aja dasternya, nanggung tuh” pinta Jaka.

“Apaan nanggung-nanggung.. dasar kamu, iya deh tante lepasin” setuju Anisa. Diapun membuka dasternya yang sedari tadi memang sudah terpasang tidak karuan karena bagian atasnya sudah terbuka. Kini Anisa hampir benar-benar telanjang di depan kedua remaja tersebut, dia saat ini mengenakan celana dalam berenda yang menjadi satu-satunya pakaian yang masih menempel di tubuhnya. Niko yang meskipun sudah pernah melihat tubuh telanjang ibunya tetap saja sekarang membuat dadanya berdecak kagum serta langsung membangkitkan nafsunya.

“Niko.. semangat yah.. masa sih kalah terus” kata Anisa.
“Gak bakal menang dia tante..hehe” serobot Jaka.
“Ayo dong Niko, kalau kamu kalah lagi nanti mama dimesumin lagi nih sama teman kamu ini, kamu gak mau kan?” kata Anisa menyemangati anaknya.

Ronde selanjutnyapun dimulai, Niko ternyata memang kalah pengalaman dari Jaka. Dengan berat hati dan kecewa dia harus merelakan kalau dia lagi-lagi harus kalah dari Jaka. Dia sungguh kecewa tidak bisa menyelamatkan ibunya dari perlakuan mesum Jaka.

“Haha.. gue bilang juga apa? Gue yang bakal menang. Yes” sorak Jaka. Anisa tersenyum mendengarnya.

“Iya-iya kamu menang.. menang terus nih kamunya, kasihan anak tante gak dapat dari tadi” kata Anisa sambil melirik ke Niko yang sedang terduduk kecewa. Jakapun mendorong tubuh Anisa ke sofa dan menghimpitnya lagi. Dia sepertinya ingin melanjutkan aksinya tadi yang belum selesai.

“Duh.. aww.. Jaka, pelan-pelan dong..” kata Anisa. Tanpa menjawab Jaka meneruskan perbuatannya ini, dia mulai menciumi bagian tubuh Anisa yang lain, termasuk wajah dan mulut Anisa. Niko lagi-lagi hanya bisa memandang temannya berbuat mesum ke ibunya. lidah Jaka dan Anisa kini saling membelit, saling berbagi liur satu sama lain. Jaka lalu menjulurkan lidahnya, Anisa yang tahu berbuat apa langsung mengulum lidah Jaka tersebut, sungguh erotis sekali. Jaka juga melakukan hal yang sama dengan mengulum lidah Anisa yang dijulurkan, mereka lakukan hal tersebut bergantian beberapa kali.

“Tante lihat tuh, anak tante ngiri tuh..” kata Jaka. Anisa melirik ke arah anaknya yang memang lagi mupeng berat melihat aksi mereka ini. Sebuah pemandangan yang malah membuat hati anaknya panas dingin tidak karuan.

“Coba buka mulut tante..” suruh Jaka. Anisa mengikuti kemauan remaja ini dan membuka mulutnya lebar-lebar. Jaka kini dengan kurang ajarnya meludah ke dalam mulut Anisa, di depan mata anaknya sendiri yang dari tadi hanya memperhatikan mereka. Lagi-lagi Jaka cengengesan sambil melirik ke Niko setelah melakukan hal bejat tersebut, bahkan ibunya juga melirik sambil tersenyum ke arah Niko setelah menelan liur Jaka.

Bagi Anisa sendiri ini juga merupakan sensasi yang baru pertama dia rasakan. Bergumul dengan pria yang seumuran anak laki-lakinya, bahkan di depan anak laki-lakinya itu sendiri. Menelan liur seperti inipun tidak pernah dia lakukan dengan suaminya, tapi kini dia malah melakukan hal menjijikkan ini dengan teman anaknya. Niko yang melihat itu begitu terbakar hatinya, tapi dia juga terangsang melihat aksi mereka. Membuatnya tidak tahu harus bagaimana dan berbuat apa.

“Lagi ya tante..” kini Jaka tampak komat-kamit mengumpulkan liur sebanyak mungkin dan akhirnya menumpahkan kembali liurnya ke dalam mulut Anisa. Kini bahkan lebih banyak dari sebelumnya. Tampak lelehan liur Jaka keluar dari mulut Anisa karena tidak mampu menelan semuanya.

“Udah ah kamunya, ada-ada aja”
“Hehe.. lanjut yah tante, hadiah utamanya belum nih, pengen rasain mulut tante”
“Hmmhhh.. iya-iya, tapi jangan disini yah.. di kamar tante aja yuk.. malu nih di depan Niko”
“hehe.. oke deh..” setuju Jaka. Mereka kemudian bangkit dan menuju kamar Anisa.
“Tapi sebentar aja yah, gak lama lagi suami tante pulang nih, bisa dihajar kamu kalau nampak sama om, hihi..”

“oke tante.. hehe” jawab Jaka.
“Ma.. terus aku gimana nih?” tanya Niko dengan wajah kecewa. Dia sebenarnya masih ingin di antara mereka, walau hanya untuk sekedar melihat saja.

“Maaf yah sayang, Kan Jaka yang menang. Kamu kalah sih.. kamu tolongin lihat situasi aja yah sayang, siapa tahu papa kamu pulang, gak papa kan?” Niko hanya mengangguk lesu menyetujui perintah mamanya ini. Sebelum mereka masuk ke kamar, lagi-lagi Jaka mengeluarkan cengengesan menjijikkannya ke arah Niko.

Kini Niko tinggal sendiri di luar kamar, entah apa yang sedang mereka lakukan Niko benar-benar tidak mengetahuinya, sama sekali tidak terdengar suara dari luar kamar tempat Niko berdiri ini. Tubuh Niko jadi panas dingin membayangkan apa yang terjadi pada mamanya di dalam sana. Niko penasaran apa yang terjadi, selang beberapa lama dia putuskan untuk berusaha mencuri dengar apa yang sedang terjadi di dalam.

"Enak sayang?" terdengar suara mamanya samar-samar.
"Enak tante.."
"Enak banget yah?? hihi"

".... Duh, aw.. Jaka, pelan-pelan sayang.. geli.. hahaha.." terdengar tawa renyah mamanya yang sepertinya sedang kegelian.
"Oughh.. Anisa.."
"Ngghh.. sayang, udah... sshhh.. kamu ini, ntar Windynya bangun"
"Nggmmhh.."
"Oughh.."

Beberapa kali terdengar suara lenguhan ibunya dan Jaka, entah apa yang mereka lakukan. Niko betul-betul tidak tenang di luar sini. Hatinya begitu tidak karuan mendengar dan membayangkan apa yang sedang terjadi di dalam. Suara Windypun terdengar dari sana, sepertinya Windy terbangun karena ulah Anisa dan Jaka di dalam sana.

"Tuh kan.. anak tante bangun, kamu sih.."
"Windy, kamu mau ikutan nyusu kaya om Jaka?, sini-sini.." kata mamanya. Deg, Niko terkejut mendengarnya. Dia semakin panas dingin karena membayangkan mamanya menyusui mereka sekaligus. Yang satu memang bayinya sendiri, tapi orang yang satu lagi?

Niko putuskan untuk tidak meneruskan menguping. Hatinya sudah begitu panas mendengar dan membayangkan itu semua. Lebih setengah jam lamanya Niko hanya duduk di sofa terdekat dari kamar orangtuanya ini hingga akhirnya pintupun terbuka dan mereka keluar dari kamar. Tampak Anisa sudah kembali mengenakan pakaian lengkap, tapi rambut dan wajahnya terlihat acak-acakan, membuat Niko betul-betul penasaran apa saja yang telah mereka lakukan.

“Lama amat sih ma?” tanya Niko dengan wajah kesal setelah mereka keluar.
“Habis.. temanmu ini sih..” jawab Anisa sambil tersenyum ke Jaka.
“Udah yah Jaka, pulang dulu yah.. bentar lagi Om pulang” katanya lagi.
“Iya deh tante, makasih banyak ya.. hehe” Jakapun akhirnya pulang tidak lama kemudian. Jaka bahkan tidak pamit dengan Niko, Jaka hanya berpamitan dengan Anisa sambil mencium tangannya.

“Ma..” kata Niko lirih memanggil mamanya.
“hmm? Apa sayang?”
“Niko juga mau dong..”
“ Hihihi.. kamu mau juga?”
“Iya mah..”
“Kalau gitu besok kamu harus menang yah..”
“Yah.. mama kok gitu sih, sekarang dong ma.. cuma nyusu aja juga boleh kok ma”

“Gimana sih kamu ini, itu kan hadiah kalau kamu bisa menang. Ya udah sekali saja, ntar malam kamu tungguin mama yah, jangan tidur dulu” kata Anisa memberi harapan pada Niko sambil mengedipkan matanya.

“Kok gak sekarang aja sih ma?”

“Udah mau malam nih, ntar papa kamu keburu pulang. Ntar malam aja yah..” katanya lagi sambil mengelus kepala Niko. Akhirnya Niko setuju saja dari pada tidak sama sekali. Hati Niko senang bukan main mendengar perkataan ibunya, dia tidak sabar menunggu malam tiba.


Masih berlanjut ke Part 3 & 4 see u!!

Lihat Semua Postingan Video :



Lihat Semua Postingan Cerita:



Lihat Semua Postingan Foto:







Wassalam, hormat kami.

0 Response to "Annisa, ibu yang nakal (story with mother) part 2"

CLICK FOR BITCOIN FREE :